Peta Al-Idrisi (Peta Dunia Pertama dalam Sejarah Islam). Lihat: Selatan di atas. |
Oleh: KH. Drs. Yakhsyallah Mansur, M.A.*
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ
اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ
الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ
الْغَفَّارُ/ الزمر [٣٩]: ٥.
(Dia
menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam
atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun. – Q.S. Az-Zumar [39]: 5).
Jadi melalui ayat
ini secara tersirat Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada manusia
bahwa bumi itu bulat tidak seperti kepercayaan mayoritas manusia saat Al-Quran
diturunkan bahwa bumi itu datar. Kepercayaan manusia bahwa bumi itu datar
adalah berasal dari otoritas gereja bersumber dari ayat-ayat Kitab Suci mereka
yang katanya berasal dari Tuhan, seperti:
Matius 24,
31: “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup
sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang
pilihan-Nya dari KEEMPAT PENJURU BUMI, dari ujung langit yang satu ke ujung
langit yang lain.”
Wahyu 7,
1: “Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada KEEMPAT
PENJURU BUMI dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin
bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.”
Wahyu 20, 8: “Dan dia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa dari KEEMPAT
PENJURU BUMI, yaitu Gog dan Magog dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan
jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.”
Masih banyak ayat Al-Kitab yang menyatakan bumi ini datar dan bersudut empat
seperti pada: Matius 12: 42, Lukas 11: 31, Kisah Rasul 1: 8, Roma 10:
18 dan Amsab 17: 42.
Al-Quran, yang diturunkan di saat mayoritas manusia berpikir bahwa bumi itu
datar, menyatakan secara langsung bumi itu bulat akan membuat Islam semakin
tidak diterima dan makin banyak orang akan menuduh Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam benar-benar gila.
Masalah
bumi itu bulat bukanlah masalah yang terkait langsung dengan akidah, akhlaq dan
syariah yang menjadi misi utama Islam. Oleh sebab itu ayat-ayat yang menyatakan
bumi itu bulat diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala secara tersirat, karena
Al-Quran sebagai ayat-ayat Allah harus sejalan dengan ayat-ayat Allah /
tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat di alam semesta yang kebenarannya
akan dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada
saat Al-Quran diturunkan, kepercayaan bahwa bentuk bumi itu bulat sudah ada,
yang dipelopori oleh Phytagoras (abad 6 SM) dan Aristoteles (384-322 BC). Namun
kepercayaan akan bentuk bumi, baik bumi itu datar maupun bulat masih didasarkan
pada pengamatan indera dan argumen logika, tanpa bukti ilmiah, sehingga paham
tentang bumi itu bulat kurang begitu populer dibanding paham yang telah
dipercaya lebih dahulu bahwa bumi itu datar yang didukung oleh gereja Nasrani
dan orang-orang Yahudi. Karena mereka percaya kalau bumi itu datar, orang tidak
berani berlayar jauh untuk mencari ikan karena mereka takut jatuh dari air
terjun ke lubang gelap (dark hole) di ujung bumi.
Ketika
peradaban Islam datang, para Ilmuwan Muslim melakukan riset dan menguatkan
teori bahwa bumi itu bulat. Menurut Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, sebab paling
penting dalam masalah ini di samping ayat di atas (Q.S. Az-Zumar [39], 5) juga
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا/ النازعات [٧٩]: ٣٠.
(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. –
Q.S. An-Nazi’at [79]: 30).
Kata دَحَى (daha) dalam bahasa arab berarti
sebagaimana juga terdapat ayat-ayat yang membicarakan tentang kebulatan dan
perputarannya mengitari dirinya yang menyebabkan perputaran siang dan malam.
Ibnu
Kardzabah (204-272 H), seorang ahli sejarah geografi mengatakan, “Bumi itu
berputar sebagaimana putaran bola, tempatnya seperti kuning telur dalam tengah
telur.”
Ibnu
Rustah (300 H), seorang pakar geografi dari Isfahan mengatakan, “Allah
meletakkan galaksi berputar seperti berputarnya bola, tengah-tengah perputaran,
bumi juga berputar dan tempat diamnya di tengah galaksi tata surya.”
Tentang
bulatnya bumi dinisbatkan kepada Al-Makmun (218 H) salah seorang khilafah
Dinasti Abbasiyah. Dialah yang pertama kali melakukan percobaan analogi
memisahkan bola bumi (globe). Dia mendatangkan dua kelompok ilmuwan astronomi
dan geografi. Satu kelompok di bawah pimpinan Sanad bin Ali, seorang ahli
perbintangan, matematika dan falak yang beragama Yahudi kemudian Islam dan
kelompok satunya di bawah pimpinan Ali bin Isa Al-Astrolobe, seorang ahli
matematika dan falak yang cukup terkenal di Baghdad. Ada yang mengatakan salah
satu pimpinan dua kelompok itu adalah anak Musa bin Syakir.
Mereka
mengambil kesepakatan dua kelompok ini pergi ke suatu tempat yang berbeda arah
di atas perputaran kulit yang meliputi bumi dari timur ke barat, kemudian menghitung
ukuran ketentuan derajat satu dari garis-garis panjang (yang mencapai 360 garis
panjang).
Al-Idrisi
(1100-1166 M), seorang ahli geografi yang berhasil menggambar peta bumi
mengatakan, “Bumi itu berbentuk bulat seperti bulatnya bola. Sedangkan air
menempel, tidak mengalir (tumpah) di atasnya secara alamiah tidak terpisah dari
padanya. Bumi dan air sesuatu yang tetap di ufuk galaksi sebagaimana kuning
telur dalam cangkang putihnya, meletakkan keduanya dalam tata letak yang
seimbang, dan angin bertiup (yang dimaksud cuaca udara) dari seluruh arah
sudutnya.”
Peta gambar oleh Al-Idrisi
Karya Al-Idrisi: Peta Dunia. Tabula Rogeriana. Lihat: Selatan di atas. |
Dari peta-peta yang digambar oleh Al-Idrisi, Will Durant mengatakan, “Peta
ini paling hebat dari nilai-nilai pemikiran ilmu gambar peta pada abad
pertengahan. Belum pernah ada peta yang digambar lebih sempurna sebelum itu;
lebih detil, lebih luas dan lebih besar secara terperinci. Al-Idrisi salah
seorang yang menguatkan teoritentang bumi bulat dan dapatlah diketahui
bahwa fakta ini merupakan sesuatu yang dapat diterima kebenarannya.”
Ulama lain
yang sependapat bumi itu bulat adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (1263-1328
M) tokoh salafi yang mengatakan, “Ketahuilah, bahwa mereka (para ulama)
sepakat bahwa bentuk bumi itu bulat yang ada di bawah bumi hanyalah tengah dan
paling bawahnya adalah pusat.”
Ibnu Khaldun
(1332-1406 M) berkata, “Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para
ilmuwan dan para peneliti tentang alam bahwa bumi berbentuk bulat.”
Walaupun berdasarkan berbagai penelitian membuktikan bahwa bumi itu berbentuk
bulat, namun para ulama tetap menghargai orang berbeda pendapat dengan mereka.
Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ibnu Hazm ketika menukilkan kesepakatan ulama tentang
bulatnya bumi, “Mereka mengatakan, Sesungguhnya petunjuk-petunjuk telah membuktikan
bahwa bumi itu bulat. Sementara secara umum ada yang mengatakan selain itu.
Jawaban kami dengan petunjuk Allah, sesungguhnya dari kalangan para ulama Islam
yang berhak disebut pioner dalam ilmu tidak mengingkari bumi ini bulat. Tidak
salah orang yang menolak pendapatnya.
Bandingkan dengan perjalan perkembangan soal pertentangan ilmiah di Barat yang
berujung dengan gelimang darah, pemenjaraan bahkan hukuman mati. Seperti yang
dialami oleh Galileo Galilei (1546-1642 M) yang dengan tegas mengatakan bumi
itu bulat kemudian dihadapkan pada hukuman mati.
Seiring
dengan pekembangan sain dan teknologi, kebenaran pernyataan Galileo tersebut
semakin jelas. Bahkan tak sedikit orang beranggapan bahwa dialah orang pertama
yang menemukan teori bulatnya bumi padahal ratusan tahun sebelumnya ilmuwan
Islam dengan berdasar Al-Quran dan penelitian mereka telah membuktikan bumi itu
bulat.
Wallahu A’lam bis Shawwab.
*Pimpinan Ma’had Al-Fatah Indonesia
Sumber: Mi’raj News Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar